Bahasa:
INDONESIA ENGLISH
BERANDA PETA SITUS PEMUTAKHIRAN Cari
 
 

 

SOEHARTO

Masa Bakti 1966 - 1998

 
     
 
 

KENDALI TAMPILAN CANTUMAN

KEPUSTAKAAN TERKAIT PRESIDEN

PRESIDEN-PRESIDEN RI

Soekarno
Masa Bakti 1945-1966
Soeharto
Masa Bakti 1966-1998
BJ. Habibie
Masa Bakti 1998-1999
Abdurrahman Wahid
Masa Bakti 1999-2001
Megawati Soekarnoputri
Masa Bakti 2001-2004
Susilo B. Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014
Joko Widodo
Masa Bakti 2014-
 

KELUARGA

Detail cantuman
< Kembali ke daftar >
Nama :

Sigit Harjoyudanto

Hubungan :

Anak

Riwayat Singkat :

foto Sigit Harjoyudanto Sigit Harjoyudanto lahir pada tanggal 1 Mei 1951 merupakan anak kedua dari pasangan Soeharto dan Siti Hartinah yang lebih dikenal sebagai Ibu Tien Soeharo. Sigit menempuh pendidikan Sekolah dasar, Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Menengah Atas semuanya di Jakarta. Jenjang Karir sebagai Ketua Klub Arseto, Kepala Project Officer PSSI, Ketua Harian Galatama PSSI, Ketua I PB PSSI, Kepala Proyek PSSI Garuda, Kepala Proyek PSSI Yunior, Pembina Olah Raga Terbaik 1983,
Kegiatan Lain : Pengusaha Peternakan Tapos, Alamat Rumah :Jalan Haji Agus Salim 98, Jakarta Pusat, Alamat Kantor :Sekretarat PSSI Liga Sepak Bola Utama Stadion Senayan, Jakarta.

SIGIT HARJOJUDANTO, Namanya mulai mencuat sebagai pembina olah raga, ketika pada 1978 mendirikan klub sepak bola Arseto. Dari sinilah Sigit Harjojudanto beranjak menjadi Ketua Harian Liga Sepak Bola Utama (Galatama), Kepala Proyek PSSI, dan Ketua I PB PSSI. Seksi Olah Raga (SIWO) PWI Jaya kemudian memilihnya sebagai Pembina Olah Raga Terbaik 1983, karena dinilai berjasa dalam pembinaan sepak bola di Indonesia.

Dialah yang merintis PSSI Garuda. Waktu itu, 30 pemain hasil pengamatan dari turnamen sepak bola delapan klub di Yogyakarta ia bawa ke Jakarta. Dari 20 terbaik, mereka bukan saja dilatih secara baik, tetapi juga dibiayai sekolahnya. Hasilnya, PSSI Garuda meraih posisi kedua perebutan Piala Raja 1983 di Muangthai.

Putra kedua Presiden Soeharto ini memang penggemar olah raga, terutama sepak bola dan bola basket. ``Waktu di SMP Cikini saya biasa bermain sebagai penyerang,`` tutur Sigit. Dari keinginan menyumbangkan sesuatu kepada sepak bola, ia mendirikan Arseto. ``Karena olah raga ini paling populer,`` katanya. Dan begitu Arseto terbentuk -- mengambil dari potongan nama dua anaknya, Ario dan Seto -- ia tidak mendaftarkan klubnya di Persija, tetapi di Galatama. Arseto kemudian markasnya dipindah ke Solo, Jawa Tengah.Terkesan pendiam, wajah pria yang ``kekanak- kanakan`` (boyish) ini segera tampil sebagai pembina yang berkarisma. Ia tidak mudah hanyut dalam emosi. Ini terlihat, misalnya, ketika ia memimpin kesebelasan Indonesia pada pertandingan pra-Olimpiade Grup III AsiawOceania di Singapura, Oktober 1983. Indonesia kalah 0w4 dari India. Ia tidak lantas menuding-nuding. ``Saya tidak menyalahkan pemain, pelatih maupun manajer tim. Semua itu tanggung jawab saja,`` ujar ayah tiga anak itu.

Kegembiraan ia peroleh juga 10 bulan kemudian. Yaitu ketika PSSI Garuda yang tampil dalam babak kualifikasi grup I Piala Asia ke-8 di Stadion Utama Senayan, Jakarta, berhasil menang 2w1 atas Muangthai. ``Saya bersyukur pada Tuhan dan terima kasih kepada masyarakat yang mendukung PSSI Garuda,`` ujar Sigit, yang sehari-harinya menjadi pengusaha peternakan di Tapos, Jawa Barat. Kepala Proyek PSSI Garuda dan PSSI Yunior ini pernah mengajukan pengunduran dirinya dari kedua jabatan itu kepada Kongres Luar Biasa PSSI, November 1983. Pengunduran ini tidak dikehendaki oleh pemain asuhannya. ``Mas Sigit sudah lekat dengan kami. Dua tahun memimpin kami, ia banyak melahirkan harapan besar,`` kata Pelatih Eddy Sofyan.

Istrinya, Nyonya Elsje Anneke Ratnawati, dinikahinya ketika mereka sama-sama masih terbilang remaja, baru saja merampungkan SMA. Kini Elsje yang cukup pandai memanah itu mengikuti jejak suaminya menjadi pembina olah raga, dengan memimpin langsung klub panahan yang juga bernaung di bawah nama Arseto.

Foto Lainnya :

< Kembali ke daftar >