Bahasa:
INDONESIA ENGLISH
BERANDA PETA SITUS PEMUTAKHIRAN Cari
 
 

 

 

 
     
 

KENDALI TAMPILAN CANTUMAN

PEMILIHAN UMUM

PRESIDEN-PRESIDEN RI

Soekarno
Masa Bakti 1945-1966
Soeharto
Masa Bakti 1966-1998
BJ. Habibie
Masa Bakti 1998-1999
Abdurrahman Wahid
Masa Bakti 1999-2001
Megawati Soekarnoputri
Masa Bakti 2001-2004
Susilo B. Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014
Joko Widodo
Masa Bakti 2014-

ISTANA-ISTANA PRESIDEN

 

DIREKTORI TOKOH POLITIK

Detail cantuman
< Kembali ke daftar >
Nama
:

dr. Diah Defawati Ande

Gender
:

Perempuan

Tempat lahir
:

Tanggal lahir
:

12-01-1964

Riwayat Hidup
:

Diah Defawati Ande

No. Anggota:
Tempat Lahir:
Tgl Lahir: 12-01-1964
Agama: Islam
Riwayat Pendidikan:
SD Sabang Jakarta 1976

SMP Negeri I Cikini Jakarta 1979

SMA Negeri IV Jakarta 1982

F. Kedokteran Unibraw Malang 1992

Program Akupuntur Jakarta

Program Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit UI Jakarta 2001
Riwayat Pekerjaan:
Wakil Ketua BURT 2004-2009

Anggota Komisi XI FPBR periode 2004-2009

Anggota Tim Peningkatan Kinerja Anggota Dewan

Sekretaris Fraksi PBR 2004-2009

Kepala Puskemas Sumbau Batam 1992-1995

Kepala Puskesmas Batu Aji 1992-1994

Dokter di RS. Otorita Batam 1995-2004

Kepala Sub Seksi Penunjang Medis RS. Otorita Batam sekaligus Pengawas Pengadaan Barang

Kepala Unit Usaha Farmasi Mandiri RS. Otorita Batam 2000-2004

Direktur Operasi RS. Kasih Sayang Ibu 2000-n/a
Riwayat Organisasi:
Ketua MKGR Batam

Ketua I KNPI Batam

Bendahara IDI Batam

Sekertaris HIPMI Batam

LSM Yayasan Mitra Kesehatan dan Kemanusiaan (Sebagai Senior Medical Consultant dan Anggota)

dr. Diah Defawati Ande

Terapkan Prinsip Tolerasi di Dalam Keluarga

Sebelum aktif menjadi anggota DPR, diah muda terkenal sangat aktif dalam berorganisasi, meskipun anak seorang pengusaha yang bergerak di bidang kesehatan, dirinya tidak segan-segan bergaul dengan semua golongan masyarakat. Sejak muda, dirinya sudah aktif menjadi Ketua MKGR, bahkan pernah menjabat sebagai Ketua KMPI, Sekretaris HIPMI dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Meskipun sudah menjabat sebagai anggota Dewan dengan seabrek kegiatannya, bu dokter diah, biasa dipanggil, masih saja terlibat dengan urusan kedokteran. Bahkan dia mengganggap pekerjaan dokter sebagai hobinya. Kalau hoby tidak bisa ditinggal, tapi kalau pekerjaan bisa berubah-rubah, tukasnya

Karena banyaknya kegiatan diluar dunia kedokteran, dirinya ditawari untuk bergabung dan terlibat didalam dunia politik. Ia ditawari untuk masuk partai PBR. Baginya organisasi bukanlah barang baru, akhirnya ia mencemplungkan dirinya pada partai yang berbasis islam sebagai kendaraan politiknya.

Diah, seorang ibu dengan dua orang anak ini, selalu menekankan bahwa sebagai manusia harus melakukan yang terbaik untuk dirinya, keluarga bahkan untuk bangsa dan negara Yang penting manusia terus berusaha menjalani hidup dengan baik.

Setelah menduduki posisi sebagai Anggota Dewan, diakuinya sempat timbul keraguan dalam dirinya. Bahkan tidak tanggung-tanggung, pada bulan-bulan pertama, berat badannya merosot drastis. Menurutnya, Pekerjaan menjadi anggota Dewan sangat berat dan dituntut untuk mampu menyerap seluruh aspirasi masyarakat. Selain itu, sebagai dokter dirinya selalu dituntut menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran karena apabila bohong maka diagnosa salah dan otomatis treatment salah.

Menurutnya, banyak perbedaan yang ia rasakan antara dokter dan DPR. Sebagai Dokter ia terbiasa dihampiri oleh pasien, bukan menghampiri. Dokter juga tidak pernah disuruh absen, ujar seraya bercanda.

Sebagai seorang anggota Dewan, Diah selalu berusaha untuk meyakini semua aspirasi yang disampaikan masyarakat merupakan kebenaran. Selain itu, sebagai seorang umat muslim, dan seorang ibu, penekanan akidah alquran bagi keluarga sangat penting.

Nilai islam bisa diterapan dalam mendidik anak agar tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.

Dari beberapa peran itu, ketika berbenturan, kita harus punya prioritas. Selama semuanya masih bisa diatur, tentu tidak masalah. Selama bisa disiasati, saya siasati, kata dia.

Hal yang paling terberat sebagai wanita pekerja sulit membagi waktu dengan keluarga namun harus ada tolerasi dan kompensasi untuk keluarga. Harus ada bargaining satu sama lain, nggak mungkin saya dan suami bisa berjalan tanpa toleransi. Begitu juga dalam kehidupan rumah tangga harus menerapkan prinsip toleransi itu, harus ada pemahaman lebih antara satu dan yang lain.

Dia mengharapkan prinsip toleransi dapat diterapkan didalam dinamika kehidupan. Karena pada prinsipnya semua mempunyai karakter yang berbeda-beda sekalipun terhadap saudara kandung, orang tua bahkan suami yang jelas-jelas dididik dan dibesarkan oleh keluarga yang berbeda dengan kultur yang berbeda pula.

sumber: dpr.go.id

< Kembali ke daftar >