KENDALI TAMPILAN CANTUMAN
|
|
BERITA KAMPANYE DAN PERISTIWA PEMILU
Detail cantuman
|
|
Judul
|
Bicara Gagasan, Petahana Unggul di Pilpres
|
Bahasa
|
ind
|
Sumber
|
Suara Pembaharuan, 10 April 2019
|
Kata Kunci
|
- Joko Widodo-Ma'ruf Amin
- Pemilih - Belum menentukan pilihan
- Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019
- Prabowo Subianto - Sandiaga Uno
- Undecided voters
- Voxpol Center Research & Consulting - Lembaga survei
|
|
|
Anotasi
|
Perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) harus lebih banyak diisi dengan gagasan dan program ketimbang mengangkat isu-isu yang sama sekali tidak berhubungan dengan masalah bangsa.
Saat ini, pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin banyak berbicara gagasan. Kondisi inilah yang mendasari banyaknya lembaga survei dan sejumlah media asing yang mengunggulkan pasangan nomor urut 01.
The Economist Intelegent Unit juga memprediksi Jokowi bakal menang di Pilpres 2019. Ada tiga faktor yang mendasari, pertama, Jokowi didukung oleh banyak parpol dan legislator; kedua, rekam jejak Jokowi yang berhasil menjaga kondisi ekonomi makro serta peningkatan dibidang kesehatan dan edukasi juga dinilai berhasil mengubah secara gradual kondisi infrastruktur nasional.
Pembangunan infrastruktur tidak saja dilakukan di Pulau Jawa tetapi masyarakat luas di luar Pulau Jawa juga merasakannya, maka wajar jika dukungan kepada Jokowi terus mengalir mulai dari kalangan profesional, alumnus kampus-kampus ternama, ormas, hingga komunitas warga negara Indonesia di luar negeri.
Dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf lebih majemuk berbeda dengan kubu penantang yang semakin terkesan ekslusif.
Menurut hasil survei Voxpol Center Research & Consulting elektabilitas pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf unggul 5,4% dari paslon 02 Prabowo-Sandi (Jokowi-Ma'ruf 48,4%, Prabowo-Sandi 43,4%). Ada yang bilang Jokowi tidak mungkin dikejar, tapi baik paslon 01 dan paslon 02 masih bisa menang, kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Ada pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecide voters sebanyak 7,9%. Kedua paslon berpeluang untuk memperebutkan undecided voters ini. Juga ada Efek Bradley, yaitu kondisi saat hasil survei tidak akurat karena ada bias identitas sosial dan umumnya terjadi dalam pemilu yang berlangsung sengit.
Pangi mengingatkan, hasil survei lembaganya bisa kembali berbeda dengan situasi saat ini, terlebih, kampanye akbar yang masih dilakukan masing-masing paslon kian menarik.
|
|
|
File PDF Tersimpan
|
|
|
|