Riwayat Karir |
: -Anggota KRIS (1945-1946)
-Ketua Seksi Penerangan Kongres Pemuda Indonesia (1950)
-Penasihat Ekonomi Gubernur Militer Nusa Tenggara, Denpasar, Bali (1956)
-Pendiri dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya (1960-1964)
-Ketua Partai Katolik Indonesia (1961-1968)
-Menteri Perkebunan Kabinet Kerja IV (1964-1966)
-Menteri Keuangan Kabinet Ampera I dan II (1966-1967 dan 1967-1968)
-Menteri Perhubungan dan Pariwisata Kabinet Pembangunan I (1968-1973)
-Duta Besar Indonesia untuk Begia dan Luxembourg/Kepala Perwakilan Indonesia Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), Brussel (1973-1976)
-Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1976-1978)
-Wakil Ketua Yayasan Bentara Rakyat
-Ketua Yayasan Atma Jaya
-Anggota Dewan Komisaris PT. Gramedia (1970 s/d sekarang)
-Komisaris PT. Narisa dan PT. Narisa Jaya (1978)
Kegiatan Lain : Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)
Alamat Rumah : Jalan Bank Dagang Negara I No. 56-57, Cilandak, Jakarta Selatan, Telp : 021-760542
Alamat Kantor : Jalan Jenderal Sudirman 49A, Jakarta Pusat
BIOGRAFI
Dr. Frans Seda (lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 1926 adalah seorang politikus, menteri, tokoh gereja, pengamat politik, dan pengusaha Indonesia. Setelah tamat SD di Flores (1940), ia berangkat ke Muntilan, Jawa Tengah. Sambil bersekolah di SMP, ia menjadi tukang rumput, pengaduk makanan, dan pemerah susu pada sebuah peternakan di lereng Gunung Merapi. Ia juga menjadi loper susu dan penagih rekening.
Lulusan Katholieke Economische Hogeschool di Tilburg, Belanda, ini hijrah ke Jakarta untuk berwiraswasta. Kemudian Frans Seda aktif di politik sebagai Ketua Umum DPP Partai Katolik hingga menjadi anggota MPRS dan DPR-GR.
Dalam pemerintahan Frans Seda pernah menjabat Menteri Perkebunan dalam Kabinet Kerja IV (1963-1964), Menteri Keuangan Kabinet Ampera I dan II (1966-1968), serta Menteri Perhubungan dan Pariwisata Kabinet Pembangunan I (1968-1973).
Setelah tidak menjabat menteri, Frans Seda menjadi Duta Besar Indonesia di Brussel, untuk Belgia dan Luxembourg dan merangkap kepala perwakilan Indonesia untuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Saat kembali ke Indonesia, ia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) sejak tahun 1976.
|