Bahasa:
INDONESIA ENGLISH
BERANDA PETA SITUS PEMUTAKHIRAN Cari
 
 

 

SOEKARNO

Masa Bakti 1945 - 1966

 
     
 
 

KENDALI TAMPILAN CANTUMAN

KEPUSTAKAAN TERKAIT PRESIDEN

PRESIDEN-PRESIDEN RI

Soekarno
Masa Bakti 1945-1966
Soeharto
Masa Bakti 1966-1998
BJ. Habibie
Masa Bakti 1998-1999
Abdurrahman Wahid
Masa Bakti 1999-2001
Megawati Soekarnoputri
Masa Bakti 2001-2004
Susilo B. Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014
Joko Widodo
Masa Bakti 2014-
 

PEJABAT KABINET

Detail cantuman
< Kembali ke daftar >
Nama

:

Abdurrahman Baswedan

Gender

:

Laki-Laki

Tempat Lahir

:

Ampel, Surabaya, Jawa Timur,

Tanggal Lahir

:

11 September 1908

Riwayat Hidup

:

Baswedan menempuh pendidikan secara berpindah-pindah. Pertentangan batinlah yang membuatnya kerap tidak kerasan di sekolah. Pendiriannya keras dan jika tidak menemukan kecocokan dengan batinnya ia lalu memutuskan pindah sekolah. Baswedan mulai mendapat pendidikan sejak berumur lima tahun. Mula-mula ia masuk Madrasah Al-Khairiyah. Sekolah ini berdekatan dengan Mesjid Ampel yang dibangun masyarakat Arab di Surabaya.



Ia lalu memutuskan pindah sekolah, mencoba ke Jakarta untuk masuk di Madrasah Al Irsyad Jakarta yang dipimpin Syeh Ahmad Surkatie pendiri gerakan Al Irsyad. Lagi-lagi umur sekolahnya di Jakarta pun tidak panjang karena letaknya yang jauh dengan sendirinya jauh dari ayahnya membuat ia kembali balik ke Surabaya. Di Surabaya ia memutuskan masuk di Hadramaut School. Sebuah madrasah Arab yang modern kala itu. Dikatakan modern karena waktu itu murid-muridnya memakai celana dan diajarkan juga sastra Arab. Di sekolah ini Baswedan dapat menyalurkan dan memupuk kesenangannya berbahasa Arab.

Riwayat Karir

:

Cita-cita Baswedan bukanlah menjadi pedagang seperti yang diinginkan keluarga. Ia memilih jalur hidup sendiri. Ingin menjadi jurnalis, yang bisa terjun dalam dunia pergerakan nasional. Keinginan Baswedan ini cukup nampak sewaktu masih remaja. Disela-sela menjaga toko ayahnya waktu luangnya dihabiskan untuk membaca buku. Bagi Baswedan membaca adalah kegiatan menyimak, merenung, berpikir dan melahirkan daya kontemplasi.



Pada tahun 1932 Baswedan masuk menjadi anggota redaksi harian Tionghoa Melayu di Surabaya, "Sin Tit Po", pimpinan Liem Koen Hian, seorang peranakan Tionghoa, pendiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Masuknya Baswedan ke Sin Tit Po diawali saat hendak memenuhi permintaan mertuanya yang mulai membuka usaha rokok kretek. Ia pergi ke Surabaya untuk pemasarannya dan secara kebetulan berjumpa dengan Liem Koen Hian. Pemimpin redaksi harian Tionghoa Melayu itu menawarkan pada Baswedan kerjasama untuk sering menulis di Sin Tit Po. Sebelum pertemuan itu Liem Koen Hian sudah mengenal nama Baswedan melalui sebuah tulisan di Sin Tit Po.

Bagi Baswedan pertemuannya dengan Liem Koen Hian ia manfaatkan untuk menyampaikan keinginannya menjadi seorang jurnalis. Namun, menulis saja tidaklah cukup baginya, kurang menarik. Ia teringat kata-kata Haji Agus Salim yang mengatakan, bahwa belajar jurnalistik itu sebaiknya bukan pada teorinya, tetapi duduk dalam staf redaksi suatu surat kabar. Liem Koen Hian mengangguk, dan berjanji akan menyampaikan maksud Baswedan pada direkturnya.

Akhirnya, Baswedan benar-benar dipanggil Sin Tit Po dan bekerja sebagai redaktur. Sejak saat itu dirinya tercatat sebagai wartawan Sin Tit Po. Sin Tit Po sendiri meski dipenuhi oleh orang-orang Tioanghoa dalam penerbitannya mendukung pergerakan nasional bangsa Indonesia. Sebagai wartawan baru, Baswedan digaji dengan gaji 75 gulden sebuah angka yang besar pada saat itu. Jumlah yang jauh diluar perkiraan Baswedan sendiri. Tentu suatu hal yang menyenangkan. Selain mendapat gaji yang besar, dengan duduk di Dewan Redaksi Baswedan bisa belajar jurnalistik.

Jabatan Dalam Kabinet

:

  1. Wakil Menteri Penerangan dalam kabinet Sjahrir III masa kerja 2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947

Keterangan Tambahan

:

[Data tidak dicantumkan]

Lampiran Foto :

< Kembali ke daftar >