Bahasa:
INDONESIA ENGLISH
BERANDA PETA SITUS PEMUTAKHIRAN Cari
 
 

 

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Masa Bakti 1998 - 1999

 
     
 
 

KENDALI TAMPILAN CANTUMAN

KEPUSTAKAAN TERKAIT PRESIDEN

PRESIDEN-PRESIDEN RI

Soekarno
Masa Bakti 1945-1966
Soeharto
Masa Bakti 1966-1998
BJ. Habibie
Masa Bakti 1998-1999
Abdurrahman Wahid
Masa Bakti 1999-2001
Megawati Soekarnoputri
Masa Bakti 2001-2004
Susilo B. Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014
Joko Widodo
Masa Bakti 2014-
 

PEJABAT KABINET

Detail cantuman
< Kembali ke daftar >
Nama

:

DR. Adisasono

Gender

:

Laki-Laki

Tempat Lahir

:

[Data tidak dicantumkan]

Tanggal Lahir

:

[Data tidak dicantumkan]

Riwayat Hidup

:

Adi sasono dilahirkan di Pekalongan, Jawa Tengah, 16 Februari 1943. orang tuanya, Adnan Martawiredja dan Sasinah Ranuwihardjo, masih dikaruniakai 7 anak lainnya. Ayahnya adalah penggerak pembauran warga pri dan non-pribumi di Pekalongan. Kedua orangtuanya juga aktifis social terutama dalam bidang pendidikan dan penyantunan anak yatim dan fakir miskin. Bakat Ayah dan ibunya yang memiliki kepedulian terhadap kegiatan kemasyarakatan khususnya bersama rakyat yang masih miskin begitu melekat dalam dirinya. Sehingga, walaupun sempat menjadi eksekutif di PT. Krama Yudha yang pada jamannya menerima upah tinggi, namun dia lebih memilih jalur LSM yang lebih merdeka.



Hingga kini sudah lebih dari 27 (dua puluh tujuh) tahun masa hidupnya ada di LSM, di dunia masyarakat akar rumput (petani,pemulung sampah,nelayan,kaki-lima,buruh,tukang becak, dan lain-lain) yang terpinggirkan dan tertindas dalam sejarah sosial yang panjang sejak jaman penjajahan hingga masa kemerdekaan karena kebijakan pembangunan yang lebih berorientasi kepada sector modern dan kepentingan kaum elit. Pada kondisi pra reformasi kebanyakan orang lebih memilih tiarap, menyerah pada keadaan, dan membungkuk kepada kekuasaan dan kepentingan kebendaan. Sebagian kalangan terdidik dan professional bahkan cenderung bersikap oportunistik, sebagian lagi masuk ke dalam system mencoba � merubah dari dalam� namun ternyata mereka �dirubah� di dalam system.



Adi Sasono berpendapat bahwa mustahil menjalankan pemikiran tanpa tindakan social alternative. Oleh karena itu harus dibangun kesadaran dan kehendak masa rakyat untuk bisa mengambil prakarsa untuk merubah nasib melalui tindakan bersama. Ia berpendirian harus ada siklus antara pemikiran, penyadaran social dan tindakan social dalam satu rantai berkesinambungan untuk untuk mewujudkan transformasi social dari masyarakat yang feodalitas, yang membungkuk pada kekuasaan san cenderung menyembah kepada harta benda menjadi masyarakat yang maju, setara, modern, demokratis dan beradab. Artinya harus ada transformasi social dari masyarakat terbelakang pra-madani menjadi masyarakat madani.



Adi sasono berangkat dengan pemikiran teoretis dan melahirkan buku-buku dalam perspektif ekonomi plolitik tentang ketergantungan dan kemiskinan. Melalui LSM yang dipimpinnya berbagai penghargaan tingkat nasional dan internasional diperolehnya, antara lain �Agha Khan Award- untuk perencanaan dan pembangunan kota dengan prinsip �membangun tanpa menggusur� yang nerupakan proyek di kota Samarinda oleh Lembaga Studi Pembangunan (LSP). Selain itu melalui lembaga yang sama untuk proyek Low cast Housing Perumahan Buruh Pabrik Bina Karya di bandung. Di tingkat nasional, PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) yang Adi ikut mendirikan dan memimpin, memperoleh penghargaan Upakarti yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk pengembangan industri kecil pada tahun 1990. Tahun 1999, Adi memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Adi Pradana.



Majalah Far Eastern Economic Review, edisi minggu pertama Desember 1998, menulis bahwa Adi Sasono adalah �The Indonesia�s Most Dangerous Man?� (Orang Indonesia yang paling Berbahaya?). Menurut majalah mingguan itu, ada hal yang membuat Adi Sasono berbahaya dan dan ditakuti. Hal itu adalah karena kebijakan politik ekonominya yaitu �Ekonomi Kerakyatan- yang membuat khawatir para pelaku bisnis yang sudah mapan (konglomerat). Sementara majalah the Economist dari Inggris menyebutnya sebagai Robin Hood van Java.



Kesemua hal itu menunjukan ketidakpahaman berbagai pihak tentang kebijakan ekonomi kerakayatan. Menurut Adi, tugas utama kebangsaaan adalah mengoreksi ketidakadilan yang telah berlangsung lama dalam sejarah Indonesia yang menyebabkan sekelompok kecil orang menguasai hampir semua sumber daya ekonomi dan politik. Sementara itu rakyat jelata harus bergulat dalam lingkaran kemiskinan yang serba berkekurangan bahkan untuk sekedar mempertahankan kelangsungan hidupnya.



Dalam sejarah bangsa, rakyat kecillah yang mendukung perjuangan kemerdekaan melawan penjajah. Dalam masa krisis sector ekonomi rakyat mempertahankan kelangsungan hidup Negara karena kemampuannya menyerap kesempatan kerja dan meredam ketegangan social.



Pengalaman yang lalu memberi pelajaran ketergantungan kepada konglomerat menciptakan ketergantungan asing karena besarnya komponen impor dalam proses pembangunan nasional. Kemandirian nasional hanya mungkin dibangun kalau dasar pembangunan ekonominya adalah masa rakyat dengan prakarsa kemampuan dan sumber daya local yang tinggi. Tanpa kemandirian sulit dibayangkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terhormat. Karena itu diantara tugas kebangsaan yang mendesak membangun kemandirian adalah dasar dari pernyataan rasa nasionalisme kita. Denga dasar nasionalisme kerakyatan, Adi berkeyakinan, bangsa Indonesia akan tampil kembali sebagai bangsa yang terhormat dan bermartabat.



Ekonomi rakyat yang maju akan membuat lingkungan sosial menjadi lebih bersahabat untuk dunia usaha dan memperluas basis masyarakat konsumen yang berdaya beli tinggi. Karena itulah sesungguhnya menurut keyakinan adi, koreksi ketidakadilan harus digerakan tidak untuk menghancurkan perusahan besar. Paham ekonomi rakyat tidak anti yang besar, yang dipersoalkan adalah kencendrungan monopoli yang menciptakan ekonomi biaya tinggi dan beban bagi rakyat konsumen, karena ketiadaan kompetisi di dalam proses ekonomi rakyat ditujukan untuk mengatasi ketidakadilan dan kemiskinan masal yang menjadi sumber ketegangan sosial selama ini. Perjuangan membangun ekonomi rakyat diarahkan agar terbentuk kelas menengah sebagai mayoritas masyarakat bangsa yang mendukung pembangunan sejati yang berkelanjutan dan dasar bagi terbentuknya masyarakat yang demokratis.



Prinsip keadilan, adalah kata kunci Adi Sasono dalam menjalani sebagai seorang menteri. Dia mengharapkan, prinsip keadilan merupakan �roh� yang harus mewarnai perjalanan hidup bangsa menuju Indonesia Baru. Ia berkeyakinan, konsep Negara �dari rakyat-, -oleh rakyat- dan �untuk rakyat-, tak akan pernah sirna.



Menurut Adi, nasib manusia harus diperjuangkan. Perbaikan nasib tidak akan jatuh dari langit. Karena itu, seluruh komponen bangsa harus bersatu untuk membangun kesadaran kolektif bagi terwujudnya keadilan social dan kedaulatan rakyat yang sebenar-benarnya secara politik maupun ekonomi.

Riwayat Karir

:

Cucu dari mochammad Roe mini, setelah selesai SLTA melanjutkan pendidikan di Institute Teknologi Bandung (ITB) sempat menjadi Ketua Dewan Mahasiswa ITB (1965-1966), pernah juga menjadi Ketua Umum HMI Cabang bandung (1964-1965). Disamping kegiatan di sector kemasyarakatan, pda tahun 1988-1983, Adi menjadi ketua Tim Pengkajian Pengembangan Perumahan Rakyat di Kementerian Perumahan Rakyat, dan sebagai ilmuwan senior di BPP Teknologi serta menjadi anggota Dewan Riset Nasional Pada Tahun 1993-1999.



Selain di sejumlah LSM, adi juga aktif di berbagai organisasi profesi dan pernah menjabat Ketua Pimpinan harian Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN). Ia mempersunting aktivis dari Universitas Padjajaran, Male maria. Buah dari cinta kedua aktivis ini adalah 5 (lima) orang putra-putri.Pernah dibayangkan atau tidak, apakah anugerah atau musibah, Adi Sasono kemudian menjadi pejabat Negara dengan kedudukan sebagai Menteri Koperasi Koperasi dan UKM ketika periode Kabinet Reformasi. Presiden RI waktu itu adalah BJ.Habibie. Jabatan tersebut yang jelas bagi Adi Sasono merupakan amanat. Pada periode tersebutlah rakyat petani, nelayan serta usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia rakyat petani, nelayan serta usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia dipercepat pengembangan ekononominya dan rakyat merasakannya.

Jabatan Dalam Kabinet

:

  1. Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dalam kabinet Reformasi Pembangunan masa kerja 23 Maret 1988 - 17 Maret 1993

Keterangan Tambahan

:

[Data tidak dicantumkan]

Lampiran Foto :

< Kembali ke daftar >