Bahasa:
INDONESIA ENGLISH
BERANDA PETA SITUS PEMUTAKHIRAN Cari
 
 

 

SOEKARNO

Masa Bakti 1945 - 1966

 
     
 
 

KENDALI TAMPILAN CANTUMAN

KEPUSTAKAAN TERKAIT PRESIDEN

PRESIDEN-PRESIDEN RI

Soekarno
Masa Bakti 1945-1966
Soeharto
Masa Bakti 1966-1998
BJ. Habibie
Masa Bakti 1998-1999
Abdurrahman Wahid
Masa Bakti 1999-2001
Megawati Soekarnoputri
Masa Bakti 2001-2004
Susilo B. Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014
Joko Widodo
Masa Bakti 2014-
 

PEJABAT KABINET

Detail cantuman
< Kembali ke daftar >
Nama

:

Letnan Jenderal (Tituler) Anak Marhaen Hanafi

Gender

:

Laki-Laki

Tempat Lahir

:

[Data tidak dicantumkan]

Tanggal Lahir

:

[Data tidak dicantumkan]

Riwayat Hidup

:





Wafat 2 Maret 2004 di Paris

Riwayat Karir

:

Bapak A.M. Hanafi adalah salah seorang dari kelompok pemuda Menteng 31, yang dalam 1945 memainkan peran penting dalam hari-hari bersejarah menjelang proklamasi 17 Agustus 1945, dan dalam masa revolusi. Semasa hidupnya, ia terkenal sebagai kader Bung Karno dan pernah menjadi ketua Partindo, pimpinan Front Nasional, dan Menteri Pengerahan Tenaga Rakyat. Kepadanya telah dianugerahkan Bintang Mahaputera dan pangkat tituler Letnan Jenderal TNI.



Pada tanggal 2 Maret 2004 jam 22.40 ia telah wafat di rumahsakit George

Pompidou, Paris, setelah dirawat sejak sehari sebelumnya, karena pendarahan pencernaan.



Kalau dilihat dari sudut sejarah dan perjuangan rakyat Indonesia, perhatian

atau ponghormatan KBRI di Paris atas wafatnya Bapak A.M. Hanafi ini adalah wajar dan sudah semestinya atau sepatutnya. Sebagai wakil pemerintah, atau wakil negara, Dubes RI memang patut memberikan penghormatan kepada arwah seorang pejuang bersejarah, yang dalam hidupnya pernah memainkan peran penting untuk proklamasi 17 Agustus 1945, bersama-sama dengan tokoh-tokoh pemuda lainnya, seperti Sukarni, Chaerul Saleh, Wikana, Sidik Kertapati, Aidit, dll.



Pak Hanafi tidak ada sangkut-pautnya dengan G30S. Karena, ketika peristiwa itu meletus ia menjabat sebagai Duta Besar RI di Kuba.

Tetapi, hanya karena kedekatannya dengan Bung Karno-lah maka ia kemudian dikucilkan dan disingkirkan dari jabatannya sebagai Duta Besar. Pak Hanafi kemudian terpaksa meninggalkan Kuba dan minta suaka politik di Prancis, di mana ia terpaksa tinggal lebih dari 30 tahun, sampai wafatnya. Pak Hanafi, yang ikut memperjuangkan kelahiran Republik Indonesia, terpaksa wafat di tanah pengasingan, dan bukan di tanah airnya sendiri yang ia cintai. Satu hal yang ironis sekali.





Jabatan Dalam Kabinet

:

  1. Menteri Negara dalam kabinet Djuanda masa kerja 9 April 1957 - 10 Juli 1959

  2. Menteri Negara Urusan Pengerahan Tenaga Kerja dalam kabinet Djuanda masa kerja 9 April 1957 - 10 Juli 1959

Keterangan Tambahan

:

[Data tidak dicantumkan]

< Kembali ke daftar >