Anotasi
|
Akhirnya segala sesuatu dikembalikan pada niatnya, Ibu Inggit yang menemani Bung Karno dalam perjuangannya untuk memerdekakan bangsanya, menjadikan dirinya sebagai kayu bakar dari api perjuangan Sukarno , Inggit bagi Sukarno laksana Khatijah bagi Muhammad, Inggit dalam kamus hidupnya hanya memberi tak ada kata meminta. Sementara Sukarno mengaum dari podium kepodium, pikirannya tercurah untuk pergerakan perjuangan nasional. Inggit mencinta karena cinta , tanpa pamrih tanpa motivasi. Inggit merupakan batere bagi Sukarno bagi kehidupannya yang menderita di tengah kecamuk revolosi.
|