Bahasa:
INDONESIA ENGLISH
BERANDA PETA SITUS PEMUTAKHIRAN Cari
 
 

 

 

 
     
 

KENDALI TAMPILAN CANTUMAN

PEMILIHAN UMUM

PRESIDEN-PRESIDEN RI

Soekarno
Masa Bakti 1945-1966
Soeharto
Masa Bakti 1966-1998
BJ. Habibie
Masa Bakti 1998-1999
Abdurrahman Wahid
Masa Bakti 1999-2001
Megawati Soekarnoputri
Masa Bakti 2001-2004
Susilo B. Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014
Joko Widodo
Masa Bakti 2014-

ISTANA-ISTANA PRESIDEN

 

DIREKTORI TOKOH POLITIK

Detail cantuman
< Kembali ke daftar >
Nama
:

Anna Mu`awanah, SE, MH

Gender
:

Perempuan

Tempat lahir
:

Tuban, Jawa Timur

Tanggal lahir
:

03 Februari 1968

Jabatan Partai
:

Wakil Bendahara

Riwayat Hidup
:

Anna Muawanah

No. Anggota:
Tempat Lahir:
Tgl Lahir: 03-02-1968
Agama: Islam
Riwayat Pendidikan:
Pasca Sarjana Universitas Trisakti, Hukum Bisnis

Riwayat Pekerjaan:
Anggota DPR/MPR-RI
- Anggota Komisi XI. Rekan kerja : Departemen Keuangan, Kementerian Negara Bappenas, BPKP, Bank Indonesia, dan Biro Pusat Statistik.
- Pimpinan Pansus RUU Kepabeanan dan Cukai
- Anggota Pansus RUU Perpajakan, RUU Perbankan Syariah, RUU BPK
- Anggota BKSAP, GKSB Parlemen Rusia
- Wakil Bendahara Fraksi Kebangkitan bangsa MPR-RI

Riwayat Organisasi:
- KADIN Pusat, Wakil Ketua Komite Pangan dan Agribisnis
- Kerjasama Bilateral Indonesia-Rusia
- Muslimat NU, Ketua Bidang Ekonomi dan Koperasi
Anna Muawanah, SE, MH

Menjadi politisi dan bekerja sebagai legislator di DPR RI, Menurut Anna Muawanah, dirinya tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang wakil rakyat bahkan sewaktu masa kecil.

Saat menapaki usia dewasa, dia lebih memilih terjun ke dunia bisnis yang memang sudah menjadi konsentrasinya sejak remaja. Tak heran bila studi S2 nya di universitas Trisakti pun juga mengambil konsentrasi hukum bisnis.

Perempuan kelahiran Tuban, 03 Februari 1968 lalu ini, merasa sedih dan terkoyak kesadaran emosionalnya melihat kemiskinan dan keterpinggiran dalam kehidupan sehari-hari di Tuban, Jawa Timur.

Anna melihat besarnya beban penderitaan perempuan di kampung-kampung nelayan serta di pelosok-pelosok desa Tuban yang kebanyakan tandus, sebagai akibat peran ganda yang harus disandang mereka sebagai ibu rumah tangga sekaligus membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

Dirinya merasa terpanggil bahwa menolong kaum perempuan ini tidak cukup dengan memberi pekerjaan. Untuk itu, Hal ini pulalah yang selanjutnya membangkitkan kesadaran rasionalnya bahwa menolong kaum perempuan ini tidak cukup dengan memberi mereka pekerjaan di perusahaannya saja. Dibutuhkan langkah yang lebih besar yaitu advokasi kebijakan untuk mengentaskan kaum perempuan dari jeratan kemiskinan struktural yang menimpa mereka.

Dipengaruhi oleh latar belakang ke-NU-annya, maka Anna meneguhkan diri untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Kekaguman kepada sosok Shinta Nuriyah Wahid (istri Gus Dur) yang konsisten memperjuangkan kesejahteraan perempuan, semakin mengokohkan niatnya untuk aktif di PKB. Aktifitas Anna di PKB ini mengantarkannya ke gedung DPR RI pada pemilu 2004 yang lalu.

Berbekal mandat dari ratusan ribu konstituennya inilah Anna bertekad untuk memperjuangkan peningkatan taraf hidup perempuan dan mengentaskan mereka dari bekapan kemiskinan struktural. Bagi Anna, perempuan adalah pilar bangsa, demikian ucapnya sambil mengutip hadits Nabi.

Perempuan kelahiran 38 tahun lalu tersebut, sangat konsern terhadap permasalahan pemberdayaan ekonomi khususnya kelompok-kelompok perempuan seperti kelompok pengajian, arisan, dan lain-lain, tetapi juga mendorong keterlibatan mereka dalam proses-proses pengambilan penentuan publik.

Untuk itu, dirinya bertekad untuk turut melahirkan produk-produk kebijakan yang berpihak kepada kaum perempuan.

sumber: dpr.go.id

< Kembali ke daftar >