: Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Tanggal Lahir
: [Data tidak dicantumkan]
Riwayat Hidup
: [Data tidak dicantumkan]
Riwayat Karir
: -Kepala Staf Kodam II/Bukit Barisan
-Assisten Dua Bagian Perang di TNI
-Panglima TT I Bukit Barisan
-Panglima Sumatera Utara
-Wakil Sekretaris Jenderal Front Nasional Kabinet Dwikora Revisi dengan pangkat Mayor Jenderal
-Penggerak dari pembentukan GAKARI yang nantinya membentuk Golongan Karya (Golkar)
Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Tanah Karo. Djamin Ginting dilahirkan di desa suka, kecamatan tiga panah, kabupaten Karo. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah, ia bergabung dengan satuan militer yang diorganisir oleh tentara Jepang. Pemerintah Jepang membangun kesatuan tentara yang terdiri dari pemuda di Tanah Karo guna menambah pasukan Jepang untuk mempertahankan kekuasaan mereka di Asia. Djamin Ginting menjadi komandan pada pasukan bentukan Jepang tersebut.
Setelah menyerah kepada sekutu pada Perang Dunia II, Jepang meninggalkan daerah kekuasaan mereka di Asia. Sebagai seorang komandan, Djamin Ginting mengkonsolidasi pasukannya dan membangun satuan tentara di Sumatera Utara. Ia menyakinkan mereka untuk membela dan melindungi rakyat Karo dari setiap kekuatan yang hendak menguasai daerah Sumatera Utara karena situasi politik ketika itu yang belum menentu. Belanda dan Inggris masih berkeinginan untuk menguasai daerah Sumatera.
Dalam menghadapi gerakan pemberontakan Nainggolan di Medan (Sumatera Utara), Panglima TT I Letkol Inf. Djamin Ginting membentuk Operasi Bukit Barisan pada tanggal 7 April 1958. Dengan adanya operasi Bukit Barisan II ini, maka pasukan Nainggolan dan Sinta Pohan terdesak dan bergerak mundur ke daerah Tapanuli.
Djamin Ginting pernah mewakili Indonesia sebagai seorang Duta Besar untuk negara Kanada. Di Kanada pula Djamin Ginting meninggal dunia.
Semasa hidupnya, Djamin Ginting menulis beberapa buah buku. Satu diantaranya yang berjudul Bukit Kadir, mengisahkan perjuangannya di daerah Karo sampai ke perbatasan Aceh melawan Hindia Belanda. Seorang anggotanya, yang bernama Kadir gugur disebuah perbukitan di Tanah Karo dalam suatu pertempuran dengan pasukan Belanda. Bukit itu sekarang dikenal dengan nama Bukit Kadir.
Jabatan Dalam Kabinet
:
Wakil Sekretaris Negara/Sekretaris Presiden dalam kabinet Dwikora III masa kerja 27 Maret 1966 - 25 Juli 1966