Detail biodata

Pejabat Menteri

Nama

: Zainul Arifin

Gender

: Laki-Laki

Tempat Lahir

: Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara

Tanggal Lahir

: 2 September 1909

Riwayat Hidup

: Pendidikan :

- HIS di Jambi

- Sekolah menengah calon guru, Kweekschool, di Jambi

Riwayat Karir

: Karir :

- Dinas pengairan pemerintah kotapraja (gemeente), Jakarta

- Guru sekolah di daerah Jatinegara dan Bukit Duri Tanjakan, Jakarta

- Pengacara Bumiputra yang tidak memerlukan pendidikan hukum formal

- Ketua Majelis Konsul NU di Jakarta

- Sekretaris pimpinan TNI

- Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) mewakili Masyumi dan NU setelah NU keluar dari Masyumi (1952)

- Wakil Perdana Menteri II Kabinet Ali Sastroamijoyo I (1953-1955)

- Anggota Majelis Konstituante sekaligus Wakil Ketua DPR (1955)

- Ketua DPR Gotong Royong (DPRGR)



BIOGRAFI

Kiai Haji Zainul Arifin (Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 2 September 1909 - 2 Maret 1963) adalah seorang politisi Nahdlatul Ulama (NU) terkemuka yang sejak remaja di zaman penjajahan Belanda ia sudah aktif dalam organisasi kepemudaan NU, GP Ansor, hingga jabatan terakhirnya sebagai ketua DPRGR sejak 1960 hingga wafat pada 2 Maret 1963.

Ketika kedua orangtua Zainul bercerai, ia dibawa pindah oleh ibunya ke Kotanopan, kemudian ke Kerinci, Jambi. Di sana ia menyelesaikan HIS dan sekolah menengah calon guru, Kweekschool. Dalam usia 16 tahun Zainul merantau ke Batavia (Jakarta) dan bekerja di dinas pengairan pemerintah kotapraja (gemeente). Di kota ini ia juga sempat menjadi guru sekolah di daerah Jatinegara dan Bukit Duri Tanjakan. Selain itu Arifin pernah pula menjalani profesi "pokrol bambu", pengacara bumiputra yang tidak memerlukan pendidikan hukum formal.

Tahun 1930-an, Zainul bergabung dengan Gerakan Pemuda Ansor dan beberapa tahun kemudian sudah aktif di organisasi induk Nahdaltul Ulama (NU), sebagai ketua Majelis Konsul NU di Jakarta hingga masa penjajahan Jepang di Indonesia. Selama era pendudukan militer Jepang, Zainul ikut mewakili NU dalam kepengurusan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) dan terlibat dalam pembentukan pasukan semi militer "Hizbullah". Hingga menjelang penyerahan kedaulatan pada 1949, Zainul memimpin pasukan tempur golongan Islam tersebut bergerilya di pelosok-pelosok Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ketika Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya menyatukan seluruh kekuatan militer Indonesia ia pernah menjabat sebagai sekretaris pimpinan TNI sebelum akhirnya mengundurkan diri dari dinas militer untuk berkonsentrasi di bidang politik sipil.

Sejak proklamasi kemerdekaan, Zainul menjabat pada Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), cikal bakal lembaga legislatif MPR/DPR. Hingga akhir hayatnya Arifin aktif di parlemen mewakili partai Masyumi dan kemudian partai NU setelah NU keluar dari Masyumi pada tahun 1952. Hanya selama periode 1953-1955 ketika ia menjabat sebagai wakil perdana menteri dalam kabinet Ali-Arifin Kabinet Ali Sastroamidjojo I Zainul aktif dalam badan eksekutif. Kabinet di era Demokrasi Parlementer ini sukses menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Pemilu pertama tahun 1955, Zainul menjadi anggota Majelis Konstituante sekaligus wakil ketua DPR hingga dibubarkan oleh presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Memasuki era Demokrasi Terpimpin itu, Arifin bersedia mengetuai DPR Gotong Royong (DPRGR) sebagai upaya partai NU membendung kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) di parlemen. Pada 14 Mei 1962, saat shalat Idul Adha di barisan terdepan bersama presiden Soekarno, Zainul tertembak peluru yang diarahkan seorang pemberontak dalam percobaannya membunuh presiden. Zainul Arifin akhirnya meninggal dunia pada 2 Maret 1963 setelah menderita luka bekas tembakan dibahunya selama sepuluh bulan.



Retrieved from "http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/Zainul_Arifin"



Jabatan Dalam Kabinet

:
  1. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR) dengan Kedudukan sebagai Wakil Menteri Pertama dalam kabinet Kerja III masa kerja 6 Maret 1962 - 3 September 1963