Bahasa:
INDONESIA ENGLISH
BERANDA PETA SITUS PEMUTAKHIRAN Cari
 
 

 

SOEHARTO

Masa Bakti 1966 - 1998

 
     
 
 

KENDALI TAMPILAN CANTUMAN

KEPUSTAKAAN TERKAIT PRESIDEN

PRESIDEN-PRESIDEN RI

Soekarno
Masa Bakti 1945-1966
Soeharto
Masa Bakti 1966-1998
BJ. Habibie
Masa Bakti 1998-1999
Abdurrahman Wahid
Masa Bakti 1999-2001
Megawati Soekarnoputri
Masa Bakti 2001-2004
Susilo B. Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014
Joko Widodo
Masa Bakti 2014-
 

PENGHARGAAN

Detail cantuman
< Kembali ke daftar >
Jenis Penghargaan :

Piagam

Nama Penghargaan :

The Health for All

Penghargaan Dari :

World Health Organization

Diberikan Kepada :

Presiden Suharto

Tanggal :

18 Februari 1991

Deskripsi Singkat :

Penghargaan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO)
(World Health Organization)
�The Health for All�
Pembangunan dalam segala bidang yang dicanangkan oleh Soeharto, Presiden RI melalui program Repelita, selain memprioritaskan pertanian namun sektor kesehatan juga menjadi perhatian dalam proses membangun. Setelah melalui lima tahap pada Pelita Tahap V dalam membangun pada sektor kesehatan Indonesia berhasil melakukan terobosan pemerataan dalam bidang kesehatan.
WHO pada tanggal 18 Februari 1991 setelah melakukan serangkaian penilaian dalam aspek kesehatan, Indonesia mendapatkan penghargaan �The Health for All� . Medali tersebut diberikan kepada Soeharto, Presiden RI dalam kepeloporannya dalam menangani bidang kesehatan (HM Soeharto dalam Berita 2010 : 568)
Mencatat beberapa kegiatan dibidang kesehatan dapat disampaikan beberapa catatan berkaitan dengan kegiatan pada sektor kesehatan yang dikutip dari berita Kompas terbitan 18 Februari 1991, dalam Presideb RI II Jenderal Besar H.M. Soeharto dalam berita sebagai berikut :

1. Pada tahun 1988 dunia dibuat tercengang ketika Presiden Soeharto menerima 8 orang bekas penyandang penyakit kusta di Bina Graha, dalam rangka Pekan Olah raga penyandang kusta. Presiden bersedia berjabat tangan dengan mereka.
2. Program Imunisasi, yang memiliki damapak pada pencegahan kematian bayi, damapk positifnya adalah :
� pada tahun 1971 angka kematian bayi 142 bayi per 1000 bayi
� pada tahun 1980 112 per 1000 bayi
� tahun 1980 menjadi 112 per 1000 bayi
� 1985 menjadi 75 per 1000 bayi
� selama 9 tahun terjadi penurunan angka kematian bayi rata-rata 3,3, % diperkirakan angka kematian bayi tahun 1990 54/1000 kelahiran, tahuin 1995 menjadi 48/1000 kelahiran, tahun 2000 menjadi 35/1000 kelahiran.

3. Dunia dibuat lebih yakin dengan pencanangan pemberian ASI (air susu ibu) bertepan hari Ibu ke-62 dan Hari Kesetiakawanan Nasional th. 1990 oleh Presiden Soeharto. Beberapa catatan tentang pencanangan pemberian ASI tersebut. Terdapat penurunan penggunaan ASI tercatat :
� Th. 1979 kota Jakarta hanya 18 % bayi yang mendapat ASI, tahun 1984 naik menjadi 24,8 %
� Kota Semarang tahun 1983 hanya 30 % bayi yang diberi ASI , tahun 1984 naik menjadi 51,5 %
� Kota Denpasar tahun 1980 hanya 10 % bayi yang mendapat ASI, 1986, naik menjadi 18,07%
4. Gerakan sadar gizi di Wonogiri 1989, program perbaikan gizi pada 1.059 desa lama dan 24,250 desa lama. Dan penanggulangan gondok endemic terhadap 289.800 orang dari 23 propinsi dilakukan penyuntikan
5. perangan dalam pencetus Inpres Puskesmas tahun 1972, sebagai terobosan dalam pelayanan kesehatan secara merata di Indonesia. Pembuatan rumah dinas para dokter dan para medik. Jumlah puskesmas tercatat 5.631, Puskesmas pembantu 14.850, Puskesmas keliling roda empat 3.867 buah, dan perahu motor 546 buah.
6. Pembuatan Pos Pelayanan Terpadu pada tahun 1984 berjumlah 200.000 buah dari 65.517 desa tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
Beberapa usaha di atas merupakan alasan bangsa Indonesia mendapatkan penghargaan �Health for All Golden Medal Award� dari WHO.

Foto :

< Kembali ke daftar >